DETIK SUMBA – Di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 ini, mari kita berhenti sejenak dari euforia perayaan, dan bertanya lebih dalam. Apakah kita benar-benar sedang membangun sistem pendidikan, atau sekadar terus mengganti nama dan metode tanpa sempat memahami apa yang sedang kita kerjakan?
Apakah kita sedang membentuk manusia yang utuh, atau sekadar menyesuaikan diri dengan tren global tanpa mempertimbangkan jati diri bangsa dengan segala dinamikanya?
Atau apalah kita hanya sekadar menggugurkan tanggung jawab untuk melanjutkan pendidikan sebagaimana siswa dan mahasiswa pada umumnya tanpa punya harapan, cita-cita dan masa depan sebagaimana generasi sebagai tonggak estafet kepemimpinan bangsa.
Momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2025, Ketua DPC GMNI Kota Kendari Rasmin Jaya kembali angkat bicara. Ia mengharapkan kepada seluruh pemangku kebijakan agar pendidikan jangan di politisasi untuk mencari kepentingan segelintir orang atau hanya dijadikan produk kebijakan yang tidak punya sasaran yang strategis.
Menurutnya, pendidikan adalah salah satu aset masa depan untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing. Hari Pendidikan Nasional, adalah sebuah momentum yang semestinya menjadi ruang refleksi, bukan sekadar seremoni. Di tengah segala gegap gempita ucapan selamat, upacara dan lomba-lomba bernuansa akademik, terselip satu pertanyaan penting yang terus bergema di kepala para pendidik, siswa, dan orang tua: ke mana sebenarnya arah pendidikan kita?
Amanat UUD 1945 adalah, mencerdaskan kehidupan bangsa harus menjadi pijakan bagi para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan untuk melihat kebutuhan dasar di setiap jenjang pendidikan khususnya di di berbagai tingkatan sekolah dan Perguruan Tinggi yang ada di Sulawesi Tenggara.
Di Hari Pendidikan Nasional 2025 ini, mari kita berhenti sejenak dari euforia perayaan, dan bertanya lebih dalam: apakah kita benar-benar sedang membangun sistem pendidikan, atau sekadar terus mengganti nama dan metode tanpa sempat memahami apa yang sedang kita kerjakan?
Apakah kita sedang membentuk manusia yang utuh, atau sekadar menyesuaikan diri dengan tren global tanpa mempertimbangkan jati diri bangsa?
Sehingga kedepan, dengan momentum Hardiknas ini, kita berharap agar pemerintah dan perguruan tinggi bisa lebih mempermudah untuk masuk, agar semua bisa mengakses pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi.
Kader GMNI Kendari ini, mengingatkan dengan Hardiknas 2025 ini, menjadi momen untuk refleksi mengevaluasi kebijakan dalam sektor pendidikan sekaligus, upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber Daya Manusia (SDMnya) yang bermutu dan dapat bersaing di segala sektor khususnya wilayah Sultra.
Kepada para pemangku kebijakan kita berharap kualitas pendidikan di Sultra dapat menjadi perhatian utama di tengah Efisiensi anggaran di sektor pendidikan agar lebih baik lagi ke depannya dan bisa bermanfaat untuk semua komponen masyarakat serta mampu membangun daerah