WhatsApp     Ikuti Detik Sumba di Saluran WhatsApp Channel   
  Follow

Penulis: Fiktor Yosua Lobo

 

Detik Sumba – Sebuah botol kaca berukuran 350 ml, berisi kopi Arabika khas “Damalung”, diletakkan dengan anggun di atas meja persegi. Namun, perhatian saya terfokus pada sebuah kalimat yang terukir di sisi botol tersebut: “Nyawiji ing sumber kahuripan.”

Kalimat ini mengandung makna yang mendalam: menghidupkan kehidupan yang menghidupi, serta menjaga keselarasan antara Tuhan (Semesta), Alam (Bumi), dan Manusia (Petani). Pesan ini seolah menghipnosis saya, membawa saya pada rasa takjub dan refleksi mendalam mengenai hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Baca Juga:  Dies Natalis GMNI Ke 71 Tahun, Spirit Merawat Api Perjuangan

Sementara kabut perlahan-lahan menghilang, sinar mentari mulai menyinari, saya merasakan kedamaian dari keselarasan antara ketiga unsur tersebut. Menjaga alam berarti merawat hubungan kita dengan Sang Pencipta.

Analogi ini dapat diterapkan pada pendidikan, yang memerlukan kesinambungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Gagasan Tri Pusat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang menyatakan bahwa pendidikan dimulai dari keluarga, dilanjutkan di sekolah, dan berlanjut di masyarakat, sangat relevan dalam konteks ini.

Baca Juga:  Momentum Natal, Saatnya Bersatu dan Menyudahi Dinamika Politik yang Berlalu

Pendidikan sejatinya dimulai sejak dalam kandungan, diteruskan oleh keluarga, dan berkembang di tengah masyarakat. Ini menjadi pijakan dalam berpikir, bertutur, dan bertindak.

Konsep ini memberikan semangat dalam menjalani kehidupan yang selaras, meskipun di tengah keterbatasan.

Dengan tekad yang tinggi untuk memperoleh pendidikan, saya percaya bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk melangkah maju. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi keterbatasan tersebut. Sejatinya, kita hidup dalam hubungan yang saling menghidupi; tidak ada satu pun dari kita yang dapat hidup sendiri tanpa saling mendukung.

Baca Juga:  PMKRI Cabang Malang: September Hitam Menolak Lupa, Merawat Ingatan

Dengan demikian, mari kita renungkan pesan yang tersimpan di balik botol kaca tersebut. Mari kita jaga keselarasan hubungan kita dengan Tuhan, alam, dan sesama, demi kehidupan yang lebih bermakna.***

Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI.

Iklan