Lebih dari itu, Yonatan juga pernah mencoba mengakhiri hidupnya dengan meminum racun herbisida, tetapi beruntung saat itu adiknya melihat kejadian tersebut dan segera menyelamatkannya.
Setelah polisi tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP), mereka masih menunggu kedatangan tim medis untuk melakukan pemeriksaan awal. Namun, karena tim medis tak kunjung datang, akhirnya keluarga meminta izin kepada polisi untuk menurunkan jenazah Yonatan.
“Saat ditemukan oleh anak-anak yang menggembala kerbau, semua warga langsung berlari ke lokasi. Kepala Dusun juga segera menghubungi kepolisian. Kami tidak langsung menurunkan korban, kami menunggu polisi untuk menurunkannya,” ungkap Kepala Desa.
Saat dilakukan pemeriksaan di lokasi, posisi tubuh Yonatan sempat menimbulkan pertanyaan karena kakinya masih menyentuh bale-bale pondok. Namun, setelah diteliti, ditemukan lubang di bale-bale yang diduga akibat tendangan korban sebelum mengakhiri hidupnya.
“Yonatan ini memang nekat. Kakinya masih sempat menyentuh bale-bale, dan di situ ada lubang yang kemungkinan besar terjadi akibat tendangannya sendiri. Setelah itu, dia melipat kakinya sehingga tidak bersentuhan lagi dengan bale-bale pondok,” jelas Kepala Desa.
Kepala Desa menegaskan bahwa keluarga besar dan warga sekitar tidak mencurigai adanya keterlibatan pihak lain dalam kematian Yonatan Mone.
“Di kampung ini, semua warga masih memiliki hubungan keluarga dekat. Tidak ada perselisihan dengan tetangga, baik dari kampung sebelah maupun sesama warga di sini. Jadi kami yakin ini adalah murni bunuh diri,” tutup Kepala Desa.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian dan visum luar oleh tim medis, jenazah Yonatan akan dimakamkan secara adat oleh pihak keluarga.***