Sumba Tengah Bicara: Mimpi, Tantangan, dan Enam Tuntutan Pembangunan

Detik Sumba – Forum independen Sumba Tengah Bicara menggelar diskusi publik daring bertajuk “Mimpi dan Tantangan Pembangunan Sumba Tengah” pada Rabu, 1 Mei 2025.
Diskusi yang berlangsung melalui platform Zoom ini menjadi titik awal konsolidasi pemuda, mahasiswa, dan elemen masyarakat sipil dalam merumuskan arah pembangunan yang lebih adil dan partisipatif di Kabupaten Sumba Tengah.
Forum ini membuka ruang refleksi sekaligus aksi, di tengah persoalan ketimpangan pembangunan antarwilayah dan kelompok masyarakat.
“Kita tidak bisa lagi menunggu arah pembangunan ditentukan oleh segelintir elite,” ujar Esron Tura, inisiator forum dan pemantik diskusi.
“Kita harus mulai dari suara rakyat, dari mimpi bersama, dari keberanian menyusun agenda pembangunan yang berpihak pada desa, petani, nelayan, dan generasi muda,” tambahnya.
Diskusi merumuskan enam tuntutan strategis yang akan menjadi dasar langkah advokasi ke depan. Forum ini tidak berhenti pada dialog, melainkan memantapkan diri sebagai gerakan rakyat yang berjangka panjang.
Enam Tuntutan “Sumba Tengah Bicara”
1. Penguatan Kapasitas SDM Lokal
Mendorong peningkatan akses dan mutu pendidikan serta pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal, melalui peran aktif pemerintah daerah dan lembaga pendidikan.
2. Pembangunan Infrastruktur Dasar dan Konektivitas
Mendesak percepatan pembangunan jalan, jembatan, listrik, air bersih, dan jaringan telekomunikasi yang menjangkau seluruh wilayah pedesaan.
3. Optimalisasi Sektor Pertanian
Menuntut dukungan konkret berupa alat, teknologi pertanian, serta pembangunan jaringan irigasi untuk mendongkrak produktivitas dan kesejahteraan petani.
4. Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Potensi Kelautan
Meminta rencana pengelolaan pesisir berkelanjutan yang mencakup fasilitas perikanan, pemberdayaan nelayan, hingga pengembangan ekowisata bahari.
5. Pembangunan Pariwisata Berbasis Budaya dan Alam
Mendorong regulasi dan alokasi anggaran yang berpihak pada pengembangan pariwisata lokal, tanpa mengorbankan kelestarian budaya, lingkungan, dan nilai kearifan lokal.
6. Transparansi dan Partisipasi Publik dalam Perencanaan Pembangunan
Menuntut keterbukaan informasi dan pelibatan aktif masyarakat, khususnya pemuda dan kelompok adat dalam proses perencanaan hingga evaluasi kebijakan pembangunan.
Forum ini menyuarakan tekad untuk tidak hanya menjadi ruang intelektual, tetapi motor perubahan sosial.
“Forum ini bukan sekadar ruang diskusi, ini adalah pijakan awal untuk sebuah gerakan jangka panjang. Saya punya mimpi besar agar Sumba Tengah Bicara menjadi wadah kolektif yang menyatukan ide, semangat, dan kekuatan rakyat dalam membangun Sumba Tengah dari desa-desa, dari akar, dari suara yang selama ini tak terdengar. Kita akan terus bergerak, menyusun agenda, dan mengawal perubahan hingga mimpi itu menjadi kenyataan,” tutup Esron Tura, Koordinator Forum Sumba Tengah Bicara.***
Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI. |