WhatsApp     Ikuti Detik Sumba di Saluran WhatsApp Channel   
  Follow

Viral Kabar Orang Meninggal, Ternyata Hoaks: Ulah Mulet Andre Bikin Geger Keluarga

Caption ini yang seketika satu keluarga langsung diselimuti rasa sedih sekaligus amarah, sebab itu hoaks (Foto/WhastApp/Detik Sumba)

DETIK SUMBA – Keluarga besar DDA dan masyarakat Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), dibuat geger oleh unggahan di Facebook yang menyatakan bahwa DDA telah meninggal dunia.

Unggahan itu dibuat oleh akun bernama Mulet Andre dengan menampilkan foto DDA dan caption, “Kami belum ikhlas atas kepergianmu bapak,” disertai emoji sedih.

Kabar tersebut langsung menyebar dan memicu kepanikan di kalangan keluarga, terutama yang berada di tanah rantau.

Salah satu anak DDA berinisial H mengaku keluarga sempat menangis histeris sebelum akhirnya menghubungi kampung dan mengetahui bahwa DDA masih hidup dan dalam kondisi sehat.

Baca Juga:  ASN Ditikam di Kantor Dinas Pendidikan, Koreksi Dana BOS Jadi Pemicu

“Selamat malam kaka, ada anak yang muat foto bapa saya di sosmed, dia bilang meninggal dunia padahal bapa saya sehat-sehat saja,” kata H kepada Detik Sumba melalui WhatsApp pada Kamis, 12 Juni 2025.

H menambahkan, Mulet Andre tidak memiliki hubungan keluarga dengan mereka dan menyayangkan tindakan tersebut.

Ia berharap ada tindakan dari pihak berwenang agar kejadian serupa tidak terulang dan masyarakat lebih bijak menggunakan media sosial.

“Kami pun satu bikin panik semua tadi samapi-sampai adik saya menangis semua, sebaiknya dinasihati agar tidak mengulangi perbuatan yang merugikan orang lain,” tegas H.

Baca Juga:  Ketua Yayasan TUTIM di SBD Diduga Minta Jatah Dana BOS: Harusnya Rp36 juta 400 yang wou (kamu) kasih, tapi...

“Bapa juga tidak terlalu tua, cuman rambutnya saja yang cepat putih, dia belum kakek juga, umur 58 tahun,” tambahnya lagi.

Hingga berita ini diterbitkan, belum diketahui motif di balik unggahan Mulet Andre, apakah disengaja atau hanya bentuk candaan yang keliru. Namun yang pasti, keluarga merasa dirugikan atas penyebaran kabar bohong tersebut.

Catatan Redaksi:

Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi semua bahwa media sosial bukan tempat untuk menyebarkan informasi sembarangan, apalagi terkait kabar duka yang sangat sensitif.

Terutama bagi oknum yang menggunakan akun palsu untuk memprovokasi suasana melalui tulisan-tulisan yang menyerang tanpa dasar.

Baca Juga:  Panen Jagung 5 Ton! Petani: “Kami Sangat Bersyukur”

Hoaks, meski dianggap bercanda oleh sebagian orang, bisa berdampak besar secara emosional dan psikologis kepada keluarga.

Kami mendorong pemerintah daerah, khususnya Dinas Kominfo dan Kepolisian, untuk aktif memberikan edukasi digital kepada masyarakat.

Literasi digital harus menyentuh hingga ke kampung-kampung, agar teknologi digunakan untuk kebaikan, bukan untuk menciptakan keresahan.Penegakan hukum juga penting sebagai efek jera.

Jika ada unsur pelanggaran UU ITE atau penyebaran berita bohong, pelaku harus diberi peringatan tegas sesuai hukum yang berlaku. Media sosial adalah ruang publik. Gunakanlah dengan tanggung jawab.***

Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan