Opini  

Mandulnya Elit Politik Ditengah Krisis Multidimensi

Mandulnya, Elit, Politik Krisis, Multidimensi
Mandulnya Elit Politik Ditengah Krisis Multidimensi. (Detik Sumba/Rasmin Jaya Ketua DPC GMNI Kendari)

DETIK SUMBA – Partai politik merupakan salah satu unit terpenting dalam proses demokrasi, dimana partai politik menghubungkan serta melibatkan langsung rakyat dalam proses aktifitas politiknya. Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat harus diikutsertakan dalam proses politik maka partai politik telah lahir dan berkembang menjadi penghubung penting antara rakyat dan pemerintahan.

Peran Partai Politik

Peran partai politik sangat vital dan strategis dalam negara demokrasi serta menjadi salah satu pilar. Tentu fungsi dan peran partai politik oleh elit tak bisa diabaikan apa lagi di kesampingkan.

Partai politik sebagai sarana komunikasi politik, fungsi ini terkait dengan peranan partai politik sebagai penghubung antara rakyat dan pemerintah. Dalam hal ini partai politik mampu untuk melakukan komunikasi vertikal, tetapi untuk itu partai politik hendaknya mampu berkomunikasi secara horizontal, yang dimaksud adalah komunikasi antara warga, antara kelompok dan antar partai politik dengan pemerintah.

Partai politik sebagai sarana sosialisasi politik, partai politik juga memainkan peranan sebagai instrumen sosialisasi politik. Dengan sosialisasi politik seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena-fenomena politik yang umumnya berlaku pada masyarakat dimana ia berada.

Mandulnya Elit Politik Kita

Mandulnya elit politik kita menjadikan partai politik tidak berjalan sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya. Fungsi partai politik yang seyogyanya sebagai instrumen aspirasi rakyat tetapi sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di tengah persoalan dan ketimpangan sosial masyarakat. Justru pada faktanya mereka hanya sibuk dengan dinamika perebutan kursi kekuasaan dan mencari jabatan di banding memperjuangkan kepentingan rakyat.

Baca Juga:  Momentum Natal, Saatnya Bersatu dan Menyudahi Dinamika Politik yang Berlalu

Banyak ketimpangan sosial, dinamika pertambangan, penyerobotan lahan dan masih banyak lagi namun tak kunjung ada reaksi dari elit politik yang diberikan amanah untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. Disinilah sekian dari banyaknya munculnya krisis legitimasi dan hilangnya kepercayaan kepada wakil rakyat kita.

Program-program yang ditawarkan kepada masyarakat pada saat menjelang sosialisasi dan kampanye hanyalah sebagai pemanis untuk menarik simpati dan meraup suara pada saat pemilihan sehingga tidak ada pembangunan berkelanjutan untuk kepentingan masyarakat setelah terpilih, yang ada hanyalah kepentingan golongan dan partai politik itu sendiri. Masyarakat hanya menjadi korban dari kepentingan yang sibuk dengan jabatan, harta dan tahta.

Hal ini nampak terjadi dan di pertontonkan elit-elit politik lokal kita di mana terlihat sibuk mencitrakan diri mereka di media tanpa berkontribusi banyak untuk kesejahteraan masyarakat, dengan demikian para elit politik ini tidak hanya kurang berperan dalam pembangunan masyarakat melainkan juga gagal menjadikan tanggung jawab dan amanah yang telah diberikan oleh rakyat sebagai instrumen utama pembangunan daerah khususnya mereka yang duduk di kursi empuk legislatif.

Pada faktanya bahwa stabilitas politik di Sulawesi Tenggara banyak di pengaruhi oleh kepentingan segelintir orang, apalagi mereka yang dekat dengan kekuasaan. Harusnya peran elit di daerah menjadikan partai politik sebagai wahana dan instrumen pendidikan politik masyarakat dan alat memperjuangkan aspirasi rakyat yang kurang bersuara untuk pembangunan daerah dan sebagai upaya mendorong sektor perputaran ekonomi agar keberadaan mereka itu dekat dan ada untuk masyarakat.

Baca Juga:  Impian yang Tidak Tersampaikan: Kupang yang Kuinginkan, Sumba yang Kutemukan

Namun akhir-akhir ini dengan kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang politik sehingga mereka dengan mudah di janji dan di iming-iming sebuah perubahan yang lebih baik, bagaikan mimpi di siang bolong, faktanya elit politik menjadikan partai politik sebagai tangga mencapai tujuan-tujuan yang pragmatis. Tampaknya kerja elit politik di daerah adalah membesarkan partai dan bukan memperjuangkan pembangunan dan ekonomi daerah.

Olehnya itu, dengan kondisi tersebut perlu adanya pembaharuan elit politik dalam politik lokal sebab pejabat publik dan elit politik itu sendiri telah mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat. Jika persoalan ini terus berlarut-larut maka proses demokratisasi akan terhambat, perlu di sadari juga bahwa salah satu elemen demokrasi adalah partai politik, elit politik dan masyarakat itu sendiri.

Bukan menjadi rahasia umum lagi dalam sistem pemerintahan biasanya kepentingan organisasi politik di singkirkan berganti menjadi kepentingan orang perorang sehingga pejabat-pejabat daerah baik atasan maupun bawahan terkadang saling siku hanya untuk mendapatkan kue kekuasaan.