Festival Budaya SBD 2025: Megah di Panggung, Sepi di Lapak! UMKM Sepi Pembeli

Pelaku UMKM Menunjukan Hasil Kerajinan Tangannya. (Detik Sumba/Hans Wea)

“Kami menjual apa yang menjadi hasil kerajinan tangan kami sendiri. Ini kain asli Sumba Barat Daya, terus dibuat jadi bandul, bandana, tas, dan dompet juga,” katanya.

Ketika ditanya tentang beberapa perhiasan seperti anting dan rantai, ia mengungkapkan bahwa produk tersebut merupakan hasil karya ibu pendeta pemilik UMKM Galiano Koleksi di Wee Rame.

“Kalau anting ini asli dari muti Sumba. Ini ibu pendeta punya,” jelasnya.

Baca Juga:  Ketua GAMT Minta BPK Audit Proyek Fisik di Kabupaten Manggarai Timur Secara Profesional, Hindari Suap

Menurutnya, semua bahan yang digunakan dalam produknya berasal dari material lokal yang kemudian dikreasikan agar memiliki sentuhan modern dan bisa bersaing di pasaran.

Perempuan asal Wee Rame ini juga menyampaikan bahwa produk-produk hasil karyanya dititipkan di UMKM Galiano, yang berlokasi di Desa Wee Rame, Kecamatan Wewewa Tengah, SBD.

Lebih jauh, ia berharap agar hasil kerajinan mereka bisa mendapatkan dukungan lebih luas dari pemerintah dan masyarakat, tidak hanya dalam event tahunan seperti festival budaya, tetapi juga sebagai bagian dari promosi wisata jangka panjang untuk Sumba Barat Daya.

Baca Juga:  Festival Budaya SBD 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Juara!

“Kami berharap hasil karya kami bisa dipromosikan lebih luas dan menjadi salah satu aset dalam pengembangan wisata Sumba Barat Daya,” harapnya.***