GMNI bukanlah sekadar organisasi yang bergerak di dunia akademik. Lebih dari itu, GMNI telah menjadi wadah perjuangan bagi mahasiswa Indonesia, terutama di Sumba Barat Daya, untuk terus memperjuangkan keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan rakyat.
Perjalanan panjang selama 71 tahun menunjukkan bahwa GMNI bukan hanya bertahan, tetapi terus berkembang, membuktikan bahwa nilai-nilai Marhaenisme tetap relevan di tengah perubahan zaman.
Dengan kehadiran para alumni yang kini berkiprah di berbagai bidang, acara ini juga menjadi ajang reuni dan refleksi perjuangan.
Para kader muda mendapatkan inspirasi dari senior-senior mereka yang telah lebih dulu berjuang di dunia nyata, membuktikan bahwa semangat GMNI tak berhenti di bangku kuliah, tetapi terus menyala dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Perayaan ulang tahun GMNI ke-71 di Sumba Barat Daya (SBD) bukan hanya tentang meniup lilin atau menyanyikan lagu ulang tahun. Ini adalah peringatan bagi seluruh kader bahwa perjuangan belum selesai.
Dalam dunia yang terus berubah, tantangan baru menanti. Tetapi, dengan semangat yang diwariskan dari generasi ke generasi, GMNI tetap menjadi benteng perjuangan bagi kaum marhaen, melahirkan pemikir yang menjadi pejuang, dan pejuang yang tetap berpikir.
Di tanah Loda Wee Maringi Pada Wee Malala, GMNI tetap berdiri tegak. Api perjuangannya tak akan pernah padam***