Impian yang Tidak Tersampaikan: Kupang yang Kuinginkan, Sumba yang Kutemukan

Detik Sumba – Pernahkah Anda begitu menginginkan sesuatu, berusaha sekuat tenaga, namun tetap tidak berhasil mendapatkannya? Saya pernah mengalaminya. Pada saat itu, saya merasa kecewa, bahkan mempertanyakan, “Mengapa Tuhan tidak mengabulkan doa saya?” Namun, ternyata rencana-Nya jauh lebih indah daripada yang saya bayangkan.

Sejak awal, saya telah menetapkan hati untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Saya membayangkan kehidupan kampus yang penuh dengan berbagai peluang, lingkungan baru yang menarik, serta segala hal yang telah saya rancang dengan matang dalam benak saya.

Namun, takdir berkata lain. Betapapun besarnya keinginan yang saya rencanakan, ternyata rencana Tuhan jauh lebih baik. Manusia memang memiliki banyak keinginan. Saya pernah begitu ingin menjadi bagian dari kampus Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, entah apa alasannya, tetapi keinginan untuk berkuliah di Kupang begitu kuat. Namun, dari seluruh rencana, perjuangan, dan keinginan tersebut, semuanya tampak sia-sia.

Waktu pun berlalu, dan tanpa saya sadari, saya justru mendapatkan sesuatu yang bahkan lebih baik dari impian saya sebelumnya. Saat itu, saya menyadari bahwa Tuhan tidak selalu memberikan apa yang saya minta, tetapi Dia selalu memberikan apa yang saya butuhkan.

Segala persiapan telah saya lakukan, namun entah mengapa, jalan menuju Kupang terasa semakin sulit. Hingga akhirnya, saya justru memperoleh kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Sumba, suatu hal yang sama sekali tidak pernah ada dalam rencana saya. Saat itu, saya bertanya-tanya, “Mengapa hal ini bisa terjadi?”

Seiring berjalannya waktu, saya mulai menyadari bahwa Sumba bukanlah pilihan yang buruk. Justru di sini, saya menemukan berbagai hal yang mungkin tidak akan pernah saya dapatkan jika saya berhasil melanjutkan pendidikan di Kupang.

Di Sumba, saya bertemu dengan teman-teman yang luar biasa, dosen yang mendukung dengan sepenuh hati, serta lingkungan yang ternyata begitu nyaman. Tuhan memang bekerja dengan cara yang sering kali tidak dapat kita pahami.

Sering kali, kita terlalu sibuk mengejar sesuatu yang kita anggap sebagai yang terbaik, hingga melupakan bahwa Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang jauh lebih baik. Mungkin bukan hari ini, tetapi suatu saat nanti, kita akan menyadari bahwa segala sesuatu terjadi dengan alasan.

Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa rencana kita tidak selalu sejalan dengan rencana Tuhan. Namun, jika kita mau membuka hati dan menerima segala sesuatu dengan ikhlas, kita akan melihat bahwa rencana Tuhan selalu yang terbaik.

Kupang mungkin tidak pernah menjadi kenyataan, tetapi Sumba ternyata membawa saya kepada hal-hal yang jauh lebih berharga hingga saat ini.**