Regional

Warga Wee Kura Keluhkan Lahan Diserobot, Janji Penyelesaian Dari Pemerintah Tak Kunjung Datang

×

Warga Wee Kura Keluhkan Lahan Diserobot, Janji Penyelesaian Dari Pemerintah Tak Kunjung Datang

Sebarkan artikel ini
Warga Wee Kura, Keluhkan Lahan Diserobot, Janji Penyelesaian,, Dari Pemerintah ,Tak Kunjung Datang, Bupati SBD, Camat Wewewa Barat Kapolsek.
Mateus Malo Pira Warga Desa Wee Kura, saat Menyampaian Isi harinya terkait aksi penyerobotan lahan milik mereka. (Detik Sumba/Hans Wea)

DETIK SUMBA – Konflik lahan kembali mencuat di wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya. Warga Desa Wee Kura, Kecamatan Wewewa Barat, mengaku lahan milik mereka diserobot oleh oknum yang diduga berasal dari Desa Wee Baghe atau Desa Weri Lolo, Kecamatan Wewewa Selatan.

Ariyanto Tito Tanggu, Salah satu warga, menuturkan bahwa aksi penyerobotan dilakukan secara paksa dengan cara menyemprot lahan yang sudah lama digarap oleh warga Desa Wee Kura, Kampung Eru Naga.

“Saya tidak tau persis warga desa mana. Tapi antara desa Wee Baghe dan Weri Lolo,” ujar Tito Tanggu kepada media, Senin (18/8/2025).

Ia menyampaikan bahwa peristiwa peyerobotan ini mulai terjadi pada bulan mei tahun 2025. Pada bulan Juni 2025 lalu, pemerintah desa bersama Kapolsek Wewewa Barat turun langsung ke lokasi dan menemukan fakta bahwa benar adanya penyemprotan lahan.

“Masalah ini di bulan enam tahun 2025 sudah ditangani pemerintah. Waktu itu, kepala desa Wee Kura bersama Kapolsek Wewewa Barat melihat langsung bahwa pihak sebelah mereka menyerobot dengan melakukan penyemprotan di lokasi kami,” jelasnya.

Baca Juga:  Gubernur NTT Tinjau Tambak Garam dan Sawah di Mbay, Dorong Nagekeo Jadi Lumbung Pangan

Mateus mengungkapkan, setelah mereka memanen padi, pihak yang diduga dari desa tetangga langsung masuk menyerobot lahan. Bahkan pemerintah setempat bersama Kapolsek mendapati ada sepuluh orang di lokasi, namun tak ada satupun yang ditangkap.

“Ada 10 orang yang ditemukan di lapangan oleh pemerintah dan pihak Kapolsek Wewewa Barat, mereka tidak ditangkap, mereka lepas saja,” tambahnya.

Warga Wee Kura sempat diminta untuk tidak melakukan perlawanan dan menunggu penyelesaian dari pihak berwenang.

“Mohon bersabar dan menunggu informasi dan jangan lakukan reaksi di lapangan,” kata Tito menirukan arahan aparat waktu itu.

Namun, hingga kini warga belum menerima tindak lanjut. Mereka bahkan sudah melapor ke tingkat kecamatan, Kapolsek, Babinsa, hingga pemerintah kecamatan Wewewa Barat dan Wewewa Selatan. Hasil peninjauan menemukan sejumlah barang bukti, termasuk alat semprot, tetapi kasus tetap jalan di tempat dan tidak ada penyelesaian sampai saat ini.

“Setelah turun mereka menemuhkan barang bukti penyerobotan berupa alas semprot, setelah itu mereka kembali ke sini dan bertemu kami dan meminta menunggu informasi dari pemerintah namun tidak ada informasi balik ke kami sampai saat ini. Malah mereka minta kami aman dulu,” ujarnya kecewa.

Baca Juga:  HUT TNI ke-79: Dandim 1629/SBD Tekankan Kepentingan Rakyat, Ingatkan Prajurit untuk Menjaga Citra TNI

Tito juga menegaskan bahwa lahan yang disengketakan sebenarnya sudah jelas batasnya sejak era Bupati Timo Langgar, ketika Kabupaten Sumba Barat Daya masih bergabung dengan Kabupaten Sumba Barat. Pilar batas sudah dipasang dan lahan itu dikelola warga Wee Kura bertahun-tahun, hingga akhirnya masuk tahun 2025 tiba-tiba diserobot oleh oknum warga tetangga dari Kec.Wewewa Selatan.

“Pak camat bilang kamu aman dulu, kalau kalian balas dengan api juga nanti terjadi berkelahi,” lanjutnya.

Ia juga menambahkan, setelah pernyataan itu disampaikan Camat Wewewa Barat, hingga kini belum ada langkah nyata dari pihak pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Akibatnya, masyarakat Desa Wee Kura belum bisa kembali mengelola lahan yang menjadi sumber hidup mereka.

Leksianus Loru (Dok. Admin Detik Sumba)

Sementara itu, Leksianus Loru salah satu warga Desa Wee Kura itu, menuturkan bahwa masalah ini bahkan sudah mereka sampaikan langsung kepada Bupati Sumba Barat Daya. Dalam pertemuan di kediaman Bupati di Reda Mbolo, warga mengaku sudah menjelaskan secara rinci tentang penyerobotan lahan, pilar batas yang pernah dipasang sejak era Bupati sebelumnya, hingga kerugian yang mereka alami

Baca Juga:  Buronan Kasus Pembunuhan Akhirnya Tertangkap, Tim Gabungan Polres SBD Bergerak Cepat di Kodi Utara

“Nanti saya turun.  Turun untuk klarifikasi ini masalah, kita lihat batas-batas, nanti kita turun dengan keamanan buapti bilang ke kami begitu pada waktu bertemu,” ungkap leksi

Sayangnya, janji itu hingga kini belum ada tindak lanjut dan informasi balik dari pihak Bupati SBD

“Tidak ada lagi informasi darinya. Bupati bilang tunggu informasi jadi kami diam sudah,” jelasnya.

Masyarakat Wee Kura berharap pemerintah segera turun tangan menyelesaikan persoalan ini agar mereka bisa kembali tenang bekerja di lahan, apalagi musim tanam sudah semakin dekat.

“Harapan kami di keluarga, kami lapor di pemerintah karena kami mau aman, karena ini kami punya wilayah, tetapi pemerintah tidak ada tanggapan. Saya harap segera diurus sehingga kami bisa bekerja apalagi mau musim tanam,” tutup Leksi.***

 

Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Polsek Loli, Hidupkan Semangat, Literasi SDN Kabarara
Regional

Dalam kunjungan ini, AIPTU Burhan datang dengan Motor Pustaka andalannya. Ia mengajak para siswa membaca bersama, membagikan buku cerita, sekaligus memberi kesempatan kepada anak-anak yang berani menceritakan kembali isi bacaan untuk mendapatkan hadiah menarik.