Detiksumba.com – Dunia pendidikan kembali tercoreng oleh stigma “siswa buangan”. Namun, SMAN 4 Borong tampil membalikkan pandangan itu dengan membuktikan bahwa pendidikan sejatinya adalah ruang pembinaan, bukan pembuangan.
Kepala Sekolah SMAN 4 Borong menegaskan bahwa lembaga pendidikan negeri ini terbuka bagi siapa pun siswa yang pindah sekolah. Ia mencontohkan Petrus Nole akrab disapa Piter yang sebelumnya dianggap bermasalah di sekolah lamanya, kini justru menjadi siswa teladan dan bahkan berhasil mengharumkan nama daerah dengan meraih medali emas pada Kejuaraan Daerah (Kejurda) Atletik NTT 2025.
“SMAN 4 Borong ini sekolah negeri, siapapun yang pindah kami terima dengan senang hati. Mungkin di sekolah sebelumnya dia dianggap malas, jarang hadir, atau berperilaku kurang baik. Tetapi setelah pindah ke sini, kami melihat Piter anak biasa saja, rajin hadir, berpakaian rapi, dan berprestasi,” tegas Kepala Sekolah, Senin (01/09/2025).
Metode Humanis: Guru Sebagai Rekan Belajar
SMAN 4 Borong memiliki pendekatan berbeda. Para siswa diperlakukan sebagai rekan belajar, bukan sekadar objek pengajaran. Hubungan guru-siswa dibangun atas dasar keterbukaan, komunikasi, dan persahabatan.
“Saat mereka masuk gerbang sekolah, anak-anak salim ke guru. Mereka bebas bicara, curhat, atau minta solusi, dan guru pasti memberikan ruang. Bahkan saat istirahat, kami bermain voli bersama, tos, berpelukan, bercerita—itu hal biasa. Kami ingin mereka merasa dekat, meskipun tetap menghormati guru sebagai pendidik,” ujar Kepala Sekolah.
Sekolah Bukan Tempat Membuang, Tapi Membimbing
Kotan Djadi, SE., selaku bagian kesiswaan, mengkritik keras paradigma sekolah yang mudah mengeluarkan siswa. Menurutnya, tugas utama lembaga pendidikan adalah membimbing, bukan membuang.
“Tujuan sekolah itu memanusiakan manusia, bukan mengeluarkan siswa. Kalau ada masalah, bukan berarti langsung dipindahkan. Justru kami membina, membimbing, lalu mencari apa bakatnya, mendukung lewat kegiatan yang mereka sukai. Piter adalah bukti nyata, dari siswa yang dianggap gagal kini mampu meraih emas di Kejurda NTT,” tegas Kotan Djadi.
Ia juga menambahkan, ada banyak suara masyarakat yang bangga dengan peran SMAN 4 Borong dalam menerima murid pindahan dan membentuk mereka menjadi pribadi berprestasi.
“Kami jarang sekali mengeluarkan siswa. Kalau ada masalah, kami selesaikan. Kami justru bangga mendidik siswa yang dianggap pindahan hingga bisa berprestasi,” pungkasnya.
Tamparan Bagi Sekolah Lain
Prestasi Piter bukan hanya kemenangan personal, tetapi juga menjadi tamparan keras bagi sekolah-sekolah yang gagal membina siswanya. SMAN 4 Borong telah membuktikan bahwa stigma “siswa bermasalah” hanyalah label semu. Dengan pendekatan yang benar, siswa yang tadinya dicap gagal justru bisa menjadi juara.***
Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI. |