DETIK SUMBA – Universitas Dharma AUB (UNDHA) Surakarta berhasil merekrut sebanyak 90 mahasiswa dan mahasiswi asal SBD yang mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi di UNDHA Surakarta melalui program beasiswa KIP.
Kesempatan emas ini hadir berkat kerja sama antara UNDHA AUB Surakarta dengan Pemerintah Daerah SBD, serta dukungan dari Grab Sumba Raya dan CV. Sumbada Maringi Karya sebagai pendamping teknis dan publikasi.
Koordinator program, Harry Bm, menjelaskan bahwa kuota penerimaan tahun ini meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu.
“Tahun pertama kita sudah berangkatkan 7 orang anak, dan tahun ini kita berangkatkan lagi 90 orang dari Sumba Barat Daya,” ujar pengelola Grab Sumba Raya di SBD itu.
Menurut Harry, program beasiswa ini difokuskan untuk keluarga kurang mampu secara ekonomi namun memiliki tekad kuat melanjutkan pendidikan. Para penerima tersebar dari berbagai kecamatan, mulai dari Loura, Wewewa, hingga Kodi.

Beasiswa ini tidak hanya menanggung biaya kuliah sepenuhnya, tetapi juga memberikan tunjangan biaya hidup sebesar Rp5,7 juta per semester.
Dana tersebut mencakup kebutuhan dasar seperti kos, makan, dan kebutuhan sehari-hari mahasiswa.
“Jadi program beasiswa ini dibiayai penuh oleh kampus. Kuliah gratis, plus biaya hidup Rp5,7 juta per semester. Mereka bebas memilih kos atau tinggal di rumah pribadi, tapi tetap akan kami kontrol,” jelas Hari.
Pemerintah Daerah SBD, khususnya bidang kesejahteraan rakyat, disebutnya turut memberikan dukungan sejak tahap awal perekrutan hingga keberangkatan mahasiswa.
Selain itu, koordinasi akan terus dilakukan untuk memantau perkembangan anak-anak SBD yang menimba ilmu di luar pulau.
Sementara itu, salah satu penerima beasiswa, Apolonia Claudia Ngongo, mahasiswi asal Marokot, Wewewa Barat, mengaku bangga sekaligus haru bisa menjadi bagian dari program KIP kuliah ini.
“Saya bangga mendapatkan beasiswa KIP ini, karena meringankan beban orang tua saya” Ujarnya
Ia juga mengaku bahwa orang tuanya sempat sedih karena dirinya kuliah diluar pulau Sumba
“Orang tua saya sebenarnya sedih karena saya kuliah diluar Sumba. Saya anak perempuan pertama yang kuliah diluar. Kakak-kakak saya mereka semua di Sumba. Tapi saya juga bangga bisa menempuh perguruan tinggi di luar Sumba,” ungkapnya dengan penuh haru.
Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI. |