Detiksumba.com – Dugaan penyalahgunaan dana hibah senilai 500 juta rupiah setiap tahun yang diterima Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Manggarai Timur (Matim) semakin menguat. Ketua DPRD Matim, Salesius Medi, menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penggunaan anggaran tersebut setelah berbagai keluhan masyarakat mengemuka.
Sejumlah pasien dan keluarga mereka mengaku kesulitan mendapatkan stok darah di PMI Matim, meskipun lembaga ini menerima suntikan dana besar dari pemerintah daerah. Salah satu keluarga pasien di RSUD Borong bahkan mempertanyakan transparansi penggunaan dana tersebut, karena mereka harus mencari pendonor secara mandiri.
“Kami sudah menunggu lebih dari satu hari, tapi darah yang dibutuhkan tidak juga datang. Seharusnya PMI yang bertanggung jawab, bukan kami yang harus keliling mencari pendonor,” ujar Sarlenso, salah seorang keluarga pasien, dengan nada kecewa.
Situasi semakin memanas setelah muncul dugaan manipulasi data yang dilakukan oleh petugas PMI. Beberapa sumber menyebutkan bahwa darah yang didapat dari pendonor mandiri tetap dimasukkan ke dalam sistem PMI untuk memenuhi laporan kinerja mereka.
“Kami berhasil mendapatkan pendonor sendiri, tapi darahnya malah dimasukkan dulu ke sistem PMI sebelum diberikan kepada pasien kami. Seolah-olah itu hasil kerja mereka,” ungkap salah satu keluarga pasien dengan nada geram.