DETIK SUMBA – Pekan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) ke-14 yang digelar Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) resmi dibuka pada Kamis (18/9/2025) di Aula Gedung MPL, Waingapu, Kabupaten Sumba Timur.
Pembukaan ajang nasional ini berlangsung penuh khidmat dengan penyambutan adat Sumba melalui ritual adat Panggara Taungu.
Ratusan peserta yang datang dari berbagai penjuru Indonesia melewati ritual sakral ini sebelum memasuki gedung utama kegiatan.
Dalam prosesi tersebut, dua wunang (juru bicara adat) terlebih dahulu melakukan dialog adat untuk memastikan maksud kedatangan para tamu.

Setelah dicapai kesepakatan, rombongan pun diperkenankan melanjutkan langkah memasuki lokasi acara.
Puncak dari tradisi penyambutan tersebut ketika Direktur Eksekutif WALHI, Zenzi Suhadi, memimpin rombongan melintasi pintu gerbang MPL.
Ia menjalani ritual menghancurkan telur dan beras yang diletakkan dalam tangawatul/buala pahapa berbalut daun pandan.
Tradisi ini dimaknai sebagai doa keselamatan, penolak bala, sekaligus penyelidikan adat untuk memastikan kedatangan tamu tidak disertai niat buruk.
Usai melewati ritual adat, Zenzi Suhadi disambut hangat oleh Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, yang menyematkan kain adat di pundaknya.
Penyematan kain serupa juga dilakukan kepada sejumlah tamu penting lainnya oleh utusan dari tiga kabupaten, yakni Sumba Barat, Sumba Barat Daya, dan Sumba Timur.
Prosesi ini bukan sekadar seremoni,
melainkan simbol persaudaraan dan penghormatan lintas wilayah.

Penyambutan berbasis kearifan lokal ini memberikan warna tersendiri pada pembukaan PNLH ke-14.
Lebih dari sekadar seremoni, prosesi adat tersebut menegaskan bahwa perjuangan menjaga lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan dari budaya dan identitas lokal masyarakat Sumba.
PNLH ke-14 yang digelar 18–20 September 2025 di Pulau Sumba dengan tema “Daulat Rakyat Meneguhkan Ekonomi Nusantara Untuk Keadilan Ekologis” ini di harapkan menjadi momentum penting untuk menggaungkan isu lingkungan hidup nasional, mulai dari krisis iklim, degradasi hutan, hingga ancaman ekologi yang dihadapi masyarakat NTT.***
Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI. |