Detiksumba.com – Dunia pendidikan kembali disorot tajam. SMAN 6 Kota Komba di Kabupaten Manggarai Timur kini menuai pertanyaan publik setelah salah satu siswanya, Petrus Nole (Peter), dikeluarkan (DO) dari sekolah tersebut. Ironisnya, siswa yang dianggap “tidak layak bertahan” ini justru mencatat prestasi gemilang di panggung provinsi.
Peter, yang kini pindah ke SMAN 4 Borong, berhasil meraih piagam emas dalam cabang lompat jauh senior pada ajang Kejuaraan Daerah (Kejurda) Atletik NTT 2025 di Stadion Oepoi, Kupang.
Prestasi ini bukan hanya mengangkat nama sekolah barunya, tetapi juga mengharumkan nama Kabupaten Manggarai Timur di level provinsi.
Tamparan untuk Sekolah
Kemenangan Peter jelas menjadi tamparan keras bagi SMAN 6 Kota Komba. Bagaimana mungkin seorang siswa yang dibuang sekolah justru menjadi kebanggaan daerah? Bukankah tugas utama pendidikan adalah mendidik, membina, dan membuka ruang bagi potensi siswa, bukan menyingkirkan mereka?
Kisah ini membuka mata: sekolah bisa salah menilai, sementara anak-anak yang dianggap beban justru bisa jadi pahlawan daerah.
Langkah Menuju Nasional
Prestasi Peter di Kupang menjadi titik awal menuju panggung yang lebih besar. Kejurda Atletik disebut sebagai jalur pembinaan atlet menuju Kejuaraan Nasional (Kejurnas) hingga Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 yang akan digelar di NTT dan NTB. Artinya, langkah Peter bukan sekadar kemenangan lokal, melainkan pintu menuju prestasi nasional.
Suara Peter : Persembahan untuk Keluarga, Sekolah dan Daerah
Saat dihubungi media melalui panggilan video, Jumat (22/08/2025), Peter mengungkapkan rasa syukurnya.
“Saya sangat bersyukur kepada Tuhan sehingga bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Prestasi ini saya persembahkan untuk keluarga saya, sekolah SMAN 4 Borong, dan Kabupaten Manggarai Timur,” ujarnya.
Peter juga menyiratkan sindiran halus bagi sekolah yang menutup pintu terhadapnya:
“Yang selalu membimbing murid untuk terus berkembang mencapai impian yang diinginkan, hobi pun bisa berkembang sampai ke ajang provinsi. Terima kasih atas bimbingan dan kepercayaan kepada kami selaku anak murid yang mengikuti Kejurda provinsi,” tambahnya.
Pertanyaan untuk Dunia Pendidikan
Hari ini Peter membungkam keraguan dengan emas. Tetapi satu pertanyaan besar kini menggema: berapa banyak lagi anak-anak berbakat yang disingkirkan hanya karena sistem pendidikan lebih suka menghukum daripada membina?
Peter telah membuktikan bahwa emas bisa lahir dari seorang siswa yang “dibuang”. Namun yang memalukan adalah, ketika sekolah gagal membaca potensi, sementara seorang anak justru melampaui batas dan membawa nama baik daerah.***
Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI. |
Jadi begini wahai forguso
Harus bisa bedakan antara membuang dan mengijinkan anak untuk mencari pengalaman baru di tempat baru.
Jika anda mengatakan kalau civitas kami yang membuang anak tersebut, anda salah besar.
Kami mengeluarkan mereka bukan karena kami membuangnya justru supaya anaknya itu bisa belajar dilingkungan yang baru.
Syukur puji Tuhan jika anak yang disampaikan anak buangan itu bisa mencetak prestasi dan membanggakan sekolahnya yang baru. Kami justru bangga setidaknya anak yang kami sudah pernah didik berguna untuk civitas yang baru itu. Saya rasa kalau dia buat onar di sekolah tersebut misalnya alpa sudah lebih dari 2 bulan totalnya, bolos dan tidak tau menghargai guru dan sudah dilakukan pendekatan sedemikian rupa bahkan menjadi tutor terbaiknya ketika memiliki persoalan, pasti hal yang sama juga dibuat,bukan? Bukan kami tidak mau mendidik mereka bahkan bukan berarti kami membuang mereka.
Satu lagi wahai forguso, dia bisa menjadi juara sekarang tentu ada banyak pesan yang sudah kami sampaikan dan tidak terlepas dari didikan lisan kami sebelum dia berpindah ke sana. Puji Tuhan nya itu kata-kata dia idep dan simpan rapi dalam hatinya dan bisa menjadi sang juara.
Ketahuilah wahai forguso
Jangan menjadi manusia yang seakan paling mengerti murid,
Mengerti bahasa tulisan sendiri saja belum cukup.
sepertinya anda juga perlu dididik bahasanya dan jarinya😅
Salam satu tekad
“Mencerdaskan anak bangsa”
Luar biasa de, tetap smngat. Jdikan itu sbgai motivasi buat adik,