Regional

Gubernur NTT Buka Flobamora Film Festival: “Seni Membersihkan, Politik Sering Mengotori”

×

Gubernur NTT Buka Flobamora Film Festival: “Seni Membersihkan, Politik Sering Mengotori”

Sebarkan artikel ini
Gubernur NTT, Buka Flobamora Film Festival, Seni Membersihkan, Politik Sering Mengotori
Gubernur NTT Melki Laka Lena Buka Kegiatan Flobamora Film Festival yang berlangsung di Kampung Seni Flobamora. (Detik Sumba/Fb. Melki Laka Lena)

DETIK SUMBA – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Melki Laka Lena, resmi membuka Flobamora Film Festival yang berlangsung di Kampung Seni Flobamora, Kelapa Lima, Kota Kupang, pada Selasa malam (5/8/2025).

Kegiatan Flobamora Film Festival ini berlangsung dari 5-9 Agustus 2025. Festival ini menayangkan 65 film dari berbagai daerah di NTT, serta karya sineas nasional dan internasional.

Dalam sambutannya, Gubernur menegaskan peran penting film sebagai medium budaya yang efektif membangun kesadaran publik.

“Film adalah wajah budaya yang paling mudah dinikmati, dan dapat menjadi sarana ampuh dalam membangun kesadaran publik akan nilai-nilai kebangsaan, keberagaman, dan sejarah NTT,” ujarnya.

Baca Juga:  Gubernur NTT Tegaskan Perang Melawan PMI Ilegal dan TPPO

Melki juga mengajak publik untuk berbangga karena kekayaan alam, budaya, dan sejarah NTT telah menjadi latar bagi berbagai film berkualitas yang meraih nominasi penghargaan nasional hingga internasional.

Ia menyebut beberapa judul, seperti Rumah Merah Putih karya Arie Sihasale, Women From Rote Island, Pendekar Tongkat Emas, Susah Sinyal, Labuhan Hati, Tiga Dara, hingga Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak.

Tak hanya itu, ia mengungkap fakta sejarah yang jarang diketahui publik: film “Ria Rago, Pahlawan Wanita dari Lembah Ndona” hasil karya Pastor SVD tahun 1923 dalam bahasa Belanda tercatat sebagai salah satu film tertua di Indonesia.

Baca Juga:  Gawat! Calo Menggila di Pelabuhan Waikelo, Tiket Dijual dengan Harga Selangit

“Kita di NTT ini bukan hanya Pancasila saja yang dilahirkan di NTT, tapi film pertama di Indonesia itu dibuat di Ende, yang walaupun sekarang masih dalam perdebatan,” jelasnya.

Melki memastikan Pemerintah Provinsi NTT berkomitmen penuh mendukung komunitas film dan seni, termasuk menjadikan Kampung Seni Flobamora sebagai pusat pemutaran film dan diskusi rutin.

“Tempat ini luar biasa. Saya baru pertama kali ke sini dan saya pastikan, ini harus menjadi milik bersama. Sebulan sekali minimal harus ada kegiatan. Untuk urusan seni-seni begini, rasanya perlu kita dukung. Karena kalau politik sering mengotori, seni justru membersihkan,” ungkapnya.

Baca Juga:  Sengketa Penyerobotan Lahan Warga Desa Wee Kura Memanas, Alex Samba Kodi: Jangan Dibiarkan Jangan Sampai Meledak

Tak lupa, ia menyampaikan apresiasi kepada Komunitas Film Kupang dan semua pihak yang menginisiasi festival ini.

“Saya minta kepada para sineas muda NTT untuk terus belajar, tingkatkan kualitas kalian dan berkarya, teruslah bermimpi, juga teruslah berkontribusi untuk kemajuan perfilman NTT maupun nasional,” pesannya.***

Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *