Advertisement

Opini  

Momentum Natal, Saatnya Bersatu dan Menyudahi Dinamika Politik yang Berlalu

Momentum Natal, Saatnya Bersatu dan Menyudahi Dinamika Politik yang Berlalu. (Detik Sumba/Alfianus Tamo Ama)

Advertisement

DETIK SUMBA – Natal adalah momentum yang penuh makna, tidak hanya bagi umat Kristiani tetapi juga bagi masyarakat secara luas. Perayaan ini selalu diwarnai dengan pesan kedamaian, kasih, dan harapan baru.

Ditengah dinamika sosial dan politik yang kerap memanas sepanjang tahun terlebih kusus tahun 2024, Natal menjadi pengingat pentingnya solidaritas dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.

Advertisement

Inilah waktu yang tepat untuk merenungkan kembali nilai-nilai kemanusiaan, budaya dan merajut kembali semangat persatuan dan solidaritas yang mungkin terkoyak oleh perbedaan pandangan atau kepentingan politik.

Baca Juga:  Kasdim 1613/Sumba Barat Lepas Anggota Pindah Satuan, Berpesan Tetap Menjadi Prajurit Profesional

Dalam beberapa tahun terakhir, dinamika politik di Indonesia kerap membawa gesekan sosial, baik dikeluarga, tetangga, fanatik calon tertentu maupun dimedia sosial. Polarisasi yang muncul dari perbedaan pandangan politik sering kali melemahkan solidaritas keluarga dan pendukung calon tertentu. Padahal, sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki beragam perbedaan yang seharusnya menjadi kekuatan, bukan kelemahan.

Momentum Natal ini mengajarkan kita tentang pentingnya saling menopang dan menghargai perbedaan. Jika dalam tradisi Natal ada semangat memberi tanpa pamrih, maka dalam konteks berbangsa dan bernegara, semangat ini bisa diterjemahkan sebagai keinginan untuk bersama-sama membangun daerah dengan mengesampingkan ego politik.
Nilai-nilai Natal, seperti kasih, perdamaian, dan pengampunan, dapat menjadi landasan untuk menyelesaikan dinamika politik yang telah berlalu.

Baca Juga:  Kebijaksanaan dalam Pilkada Kabupaten Sumba Barat Daya: Memilih Masa Depan dengan Cerdas

Pemimpin politik, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan seluruh elemen masyarakat perlu meneladani semangat ini. Mengulurkan tangan untuk berdamai, mengutamakan kepentingan rakyat, dan menciptakan ruang dialog yang inklusif adalah langkah konkret yang bisa diambil.

Advertisement

Penulis: Alfianus Tamo AmaEditor: Hans Wea