DETIK SUMBA – Natal adalah momentum yang penuh makna, tidak hanya bagi umat Kristiani tetapi juga bagi masyarakat secara luas. Perayaan ini selalu diwarnai dengan pesan kedamaian, kasih, dan harapan baru.
Ditengah dinamika sosial dan politik yang kerap memanas sepanjang tahun terlebih kusus tahun 2024, Natal menjadi pengingat pentingnya solidaritas dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Inilah waktu yang tepat untuk merenungkan kembali nilai-nilai kemanusiaan, budaya dan merajut kembali semangat persatuan dan solidaritas yang mungkin terkoyak oleh perbedaan pandangan atau kepentingan politik.
Dalam beberapa tahun terakhir, dinamika politik di Indonesia kerap membawa gesekan sosial, baik dikeluarga, tetangga, fanatik calon tertentu maupun dimedia sosial. Polarisasi yang muncul dari perbedaan pandangan politik sering kali melemahkan solidaritas keluarga dan pendukung calon tertentu. Padahal, sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki beragam perbedaan yang seharusnya menjadi kekuatan, bukan kelemahan.
Momentum Natal ini mengajarkan kita tentang pentingnya saling menopang dan menghargai perbedaan. Jika dalam tradisi Natal ada semangat memberi tanpa pamrih, maka dalam konteks berbangsa dan bernegara, semangat ini bisa diterjemahkan sebagai keinginan untuk bersama-sama membangun daerah dengan mengesampingkan ego politik.
Nilai-nilai Natal, seperti kasih, perdamaian, dan pengampunan, dapat menjadi landasan untuk menyelesaikan dinamika politik yang telah berlalu.
Pemimpin politik, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan seluruh elemen masyarakat perlu meneladani semangat ini. Mengulurkan tangan untuk berdamai, mengutamakan kepentingan rakyat, dan menciptakan ruang dialog yang inklusif adalah langkah konkret yang bisa diambil.