Detiksumba.com – Proses pergantian Ketua Kelompok Tani Taba di Kelurahan Tana Rata, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, belakangan menuai perhatian publik. Beredar kabar bahwa penggantian dilakukan secara sepihak, namun informasi tersebut dibantah oleh berbagai pihak yang terlibat dalam proses tersebut.
Berdasarkan penelusuran dan keterangan dari sejumlah unsur, pergantian ketua dilakukan secara resmi melalui mekanisme musyawarah bersama. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Lurah Tana Rata, serta sejumlah anggota aktif kelompok tani.
Ketua baru, Stanislaus Tagur, menegaskan bahwa dirinya tidak ditunjuk secara sepihak, melainkan dipilih dalam forum yang sah setelah ketua sebelumnya tidak dapat melanjutkan tugas karena alasan hukum.
“Saya dipilih bukan karena kemauan sendiri, tetapi melalui musyawarah bersama dengan PPL, lurah, dan anggota yang hadir. Ketua lama tidak bisa melanjutkan tugas karena sedang menjalani masa tahanan. Setelah dipilih, kami langsung buat berita acara,” (02/08/2025) jelas Stanislaus Tagur saat diwawancarai
Kepemimpinan lama dinilai tidak lagi efektif karena yang bersangkutan tengah menjalani masa penahanan di Lembaga Pemasyarakatan. Untuk menjaga keberlangsungan kegiatan kelompok, penggantian perlu dilakukan sesegera mungkin.
Selain persoalan kepemimpinan, kelompok ini juga sempat menghadapi tantangan dalam pengelolaan dana internal. Bendahara kelompok diketahui menolak menyimpan dana kelompok karena akan melakukan perjalanan ke Sumba. Meski sempat kembali dan mengikuti sejumlah kegiatan, termasuk pemilihan kepala daerah dan peninjauan lokasi jalan tani, isu ini sempat menimbulkan pertanyaan di kalangan anggota.
“Saya sudah koordinasi dengan bendahara soal dana, tapi ia menolak karena katanya mau ke Sumba. Setelah kembali, dia sempat ikut kegiatan pemilihan bupati dan juga kunjungan ke lokasi penggusuran jalan tani,” ungkap Stanislaus.
Terkait dana sebesar Rp1.000.000 yang sempat dipersoalkan, Stanislaus menegaskan bahwa dana tersebut tidak diperuntukkan untuk individu, melainkan untuk operasional kegiatan lapangan.
“Uang itu bukan untuk Antonius, melainkan untuk transportasi, bensin, dan kebutuhan operator di lokasi penggusuran,” tambahnya.
Penyuluh pertanian dan aparat kelurahan telah memberikan konfirmasi bahwa seluruh proses pergantian pengurus telah dilakukan sesuai prosedur dan secara transparan. Keputusan bersama tersebut diambil demi menjaga keberlangsungan program pertanian dan memperkuat solidaritas antaranggota kelompok.***
Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI. |