Nasional

Paus Fransiskus: Bela Rasa Bukan Sekedar Memberikan Sedekah Tetapi Menyentuh

×

Paus Fransiskus: Bela Rasa Bukan Sekedar Memberikan Sedekah Tetapi Menyentuh

Sebarkan artikel ini
Paus Fransiskus didampingi Uskup Agung Jakarta Ignasius Kardinal Suharyo, dan Ketua Konferensi Waligerea Indonesia Mgr Antonius Subianto Bunjamin saat melaksanakan audiensi di Gereja Katedral Jakarta. (Detik Sumba/ Tangkap Layar Facebook Komsos KWI)

DETIK SUMBA – Dalam kunjungannya ke Indonesia, Paus Fransiskus memberikan pesan mendalam tentang pentingnya sikap bela rasa yang erat kaitannya dengan persaudaraan.

Paus menegaskan, bela rasa bukan sekadar memberikan sedekah kepada yang membutuhkan, melainkan juga menyentuh dan merangkul mereka secara langsung.

“Bela rasa itu berarti mendekatkan kita dengan orang lain sekaligus menghapus segala sesuatu yang menghalangi kita untuk turun dan menyentuh mereka yang ada di bawah, mengangkat mereka dan memberi mereka harapan,” ujar Paus Fransiskus saat audiensi bersama para uskup, imam, biarawan-biarawati, seminaris, dan katekis di Gereja Katedral Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Baca Juga: Viral! Presiden Jokowi Gunakan Toyota Innova Zenix Usai Bertemu Paus Fransiskus

Dalam kesempatan tersebut, Paus Fransiskus didampingi oleh Pater Markus Solo Kewuta SVD sebagai penerjemah.

Baca Juga:  Ketua FOSMAS Jakarta Angkat Bicara Soal MBG, Desak Prabowo Hentikan Sementara dan Evaluasi

Paus menekankan bahwa bela rasa tidak hanya berarti memberikan bantuan, tetapi juga merangkul mimpi dan harapan orang-orang yang dibantu, memberikan mereka kesempatan untuk merasakan kebebasan dan keadilan.

“Bela rasa berarti merangkul mimpi dan hasrat orang-orang yang kita tolong untuk bisa mengalami kebebasan dan keadilan, memelihara, mendukung mereka sambil melibatkan orang lain, memperluas jaringan dan menghilangkan batasan-batasan demi menciptakan kekuatan kasih yang luas dan besar,” lanjut Paus dikutip dari mirifica.net

Baca Juga: Ribuan Umat Menyambut Paus Fransiskus di Gereja Katedral Jakarta

Paus juga menekankan pentingnya berinteraksi secara langsung dengan orang-orang miskin. Ia sering mengajukan pertanyaan kepada mereka yang melakukan pengakuan dosa, mengenai apakah mereka pernah menyentuh tangan orang yang meminta sedekah. Menurut Paus, aksi nyata ini menciptakan jaringan kasih yang lebih luas.

Baca Juga:  Menkes dan KSP Letakkan Batu Pertama Peningkatan RSUD Reda Bolo: Quick Win Presiden Prabowo untuk Rakyat Sumba Barat Daya

“Ketika mendengarkan pengakuan (dosa), saya biasanya bertanya apakah pernah memberi sedekah pada orang miskin. Itu pertanyaan pertama. Pertanyaan kedua, apakah pernah menyentuh tangan orang yang meminta. Kita tidak hanya memberi tapi bersentuhan langsung dengan orang miskin. Itulah yang dikatakan sebagai mengembangkan jaringan kasih,” kata Paus.

Paus Fransiskus juga menyinggung mereka yang merasa takut untuk menunjukkan bela rasa karena dianggap sebagai kelemahan.

Baca Juga: DESMA Center Melaksanakan Program SINERGI bagi Guru SMK Pariwisata Sumba untuk Magang di Industri Pariwisata di Bali

Sebaliknya, menurutnya, banyak yang lebih memilih untuk bersikap licik, mementingkan diri sendiri, dan menjaga jarak sebagai tanda kekuatan. Ia mengkritik pandangan ini, menekankan bahwa sikap semacam itu adalah kesalahan dalam memahami realitas.

Baca Juga:  Musyawarah Bersama Jadi Dasar Sah Pergantian Ketua Kelompok Tani Taba

“Di Argentina, tepatnya di Buenos Aires, ada orang kaya yang maunya selalu menerima dan mengeruk kekayaan dari orang lain. Ini orang yang malang karena dia begitu ingin mendapatkan dari yang lain tapi tidak bisa menutup peti jenazahnya sendiri. Setan memang selalu ada di dalam saku kita. Apakah Anda percaya?” tanya Paus disambut tawa dari seluruh hadirin.

Pesan Paus Fransiskus ini menggugah dan menginspirasi banyak orang untuk merenungkan makna sejati dari sikap bela rasa dan persaudaraan, serta untuk melibatkan diri lebih dalam membantu sesama dengan hati yang penuh kasih.***

Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI.