DETIK SUMBA – Situasi di jagat media sosial Sumba Barat Daya (SBD) memanas setelah muncul dua akun palsu bernama Abu Nawas dan Al Fatih yang diduga sengaja menyerang wartawan dan menebar provokasi di berbagai grup Facebook lokal. Akun-akun ini bukan hanya menebar fitnah, tetapi juga menghina profesi wartawan secara terbuka memicu kemarahan insan pers di wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya – NTT.
Forum Jurnalis Independen Sumba (FORJIS) pun angkat bicara. Mereka menilai tindakan tersebut tidak hanya mencemarkan nama baik individu, tetapi juga merusak marwah profesi jurnalistik yang selama ini menjaga integritas dan etika pemberitaan.
Ketua FORJIS, Julius Pira, dengan nada tegas mendesak kepolisian, khususnya Polres Sumba Barat Daya (SBD), untuk bertindak cepat dan mengungkap siapa dalang di balik dua akun palsu tersebut.
“Saya sebagai Ketua FORJIS mendesak pihak kepolisian, khususnya Polres SBD, segera ungkapkan siapa di balik akun palsu yang membuat kegaduhan di media sosial. Akun-akun ini telah menghina profesi wartawan. Atas dasar itu, saya menuntut Polres SBD bertindak tegas dan profesional,” tegas Julius Pira, Kamis (30/10/2025).
Lius menambahkan, jika kasus ini tidak ditangani dengan serius, maka bisa menimbulkan krisis kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum.
“Kalau tidak diungkap, masyarakat bisa kehilangan kepercayaan. Kami minta Polres SBD benar-benar serius menangani kasus ini,” ujarnya tegas.
Nada serupa juga disampaikan Sekretaris FORJIS, Paulus Malo Ngongo, yang menyebut keberadaan akun palsu itu telah merusak keharmonisan antarwarga dan menciptakan kebencian di dunia maya.
“Saya selaku Sekretaris FORJIS mendesak Polres SBD segera mengungkap siapa di balik akun palsu ini. Karena akibatnya sudah nyata menimbulkan kegaduhan dan kerusakan di SBD,” ujarnya keras.
Paulus menegaskan, FORJIS menuntut penegakan hukum tanpa pandang bulu.
“Pokoknya harus diungkap dan diproses hukum. Kami berharap Polres SBD tidak tinggal diam,” tutupnya.
Sementara itu, sejumlah wartawan lainnya juga menyampaikan rasa kecewa dan geram atas serangan tersebut.
“Kami sangat terganggu. Akun palsu ini tidak hanya menghina secara pribadi, tapi juga merendahkan profesi wartawan. Ini sudah keterlaluan,” ungkap salah satu wartawan anggota FORJIS.
Kasus ini menjadi sorotan publik Sumba Barat Daya. Masyarakat kini menunggu langkah konkret dari Polres SBD untuk menindaklanjuti laporan tersebut dan memulihkan kepercayaan terhadap penegakan hukum di Sumba Barat Daya.
Hingga berita ini dipublikasikan pihak kepolisian khususnya polres Sumba Barat Daya belum memberikan klarifikasi resmi***
| Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI. |












