DETIK SUMBA – Setelah bertahun-tahun terhenti akibat pandemi, Festival Budaya Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT), akhirnya kembali digelar dengan penuh semangat dan kemeriahan.
Festival yang berlangsung di Lapangan Galatama, Kecamatan Kota Tambolaka, selama dua hari ini menjadi ajang spektakuler yang menampilkan kekayaan budaya Sumba.
Namun, di balik meriahnya acara, realitas di lapangan tidak sepenuhnya manis. Cuaca buruk pada hari kedua menyebabkan festival berjalan tersendat, bahkan berdampak langsung pada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sejak hari pertama, festival disambut dengan antusiasme tinggi dari masyarakat. Namun, euforia itu mulai goyah saat hujan deras mengguyur area festival pada hari kedua.
Akibatnya, banyak pengunjung enggan berlama-lama di lokasi, dan ini berimbas langsung pada para pelaku UMKM yang berharap meraup keuntungan dari acara tersebut.
Salah satu pelaku UMKM, Mersi Bili, mengaku mengalami penurunan pendapatan akibat kondisi cuaca yang tak bersahabat.
“Puas harusnya karena tidak ada customer yang datang mungkin karena hujan terus telat juga. Jadi antara puas dan tidak puas,” ujarnya kepada Detik Sumba.
Ia menambahkan bahwa banyak pengunjung yang tidak sempat mendatangi stan-stan UMKM yang telah disiapkan.
Mersi menjelaskan bahwa produk yang dijual di festival ini adalah hasil kerajinan tangan lokal.