DETIK SUMBA – Kepala Desa Wee Kura, Dominikus Lede Malo, akhirnya buka suara atas penyerobotan lahan dari oknum yang diduga warga Desa Weri Lolo atau Wee Baghe, Kecamatan Wewewa Selatan terhadap lahan milik warga desannya di Desa Wee Kura.
Kepala Desa Wee Kura itu, membenarkan bahwa benar warganya menjadi korban penyerobotan.
Ia menyebut peristiwa itu terjadi pada Mei 2025 lalu, ketika sejumlah orang dari desa tetangga tiba-tiba masuk, menyemprot lahan, dan menanami kebun yang jelas-jelas sudah digarap warga Wee Kura sejak lama.
“Sesuai peta kami, tapal batas antara Wewewa Selatan dengan Wewewa Barat yakni batas Weri Lolo, Wee Kura, dan Wee Baghe, kami sudah tanda tangani di Dinas PMD,” tegasnya.
“Kalau saya lihat dari peta Desa ini asli penyerobotan. Yang bayar SPPT itu Wee Kura juga,” lanjut Dominikus menekankan.
Ia menegaskan, lahan yang kini disengketakan itu selama ini dikerjakan oleh masyarakat Dusun IV Eru Naga. Menurutnya, tidak pernah ada warga dari desa tetangga yang menggarap lahan tersebut.
“Masyarakat Dusun IV Eru Naga yang kerja itu lokasi sejak lama. Tidak pernah warga desa tetangga yang kerja selama ini,” jelasnya.
Dominikus juga mengungkapkan bahwa laporan resmi sudah disampaikan kepada pihak kepolisian Polsek Wewewa Barat dan pihak polsek telah turun langsung ke Lokasi.
“Tanggal 14 Mei kami sudah laporkan ke pihak keamanan. Polsek Wewewa Barat turun langsung ke lapangan, sampai ketemu orang penyerobot lahan, dari Desa Weri Lolo atau Webanghe,” jelasnya.
Sehari setelah laporan itu, kedua Kapolsek Wewewa Selatan dan Wewewa Barat bersama camat masing-masing wilayah serta Babinsa turun langsung ke lokasi.
Aparat bahkan sempat mendapati orang-orang yang diduga sebagai pelaku, namun tidak ada yang ditangkap karena para pelaku langsung melarikan diri.
“Tanggal 15 itu, Camat Wewewa Barat dan Camat Wewewa Selatan bersama Kapolsek masing-masing dan Babinsa turun langsung ke lokasi. Nah, masih kejar orang lagi di lokasi itu dari Wewewa Selatan yang diduga menyerobot,” tambahnya.
Untuk menenangkan warga, Kades Wee Kura bersama tokoh masyarakat kemudian mengadakan rembuk di rumah salah satu tokoh adat, Petrus Tanggu.
Dalam musyawarah itu, warga diminta menahan diri dan menyerahkan penanganan kasus ini ke jalur resmi.
“Kami pulang dari lokasi itu lalu berembuk dengan warga, khususnya di Dusun 4. Saya sampaikan kepada keluarga bahwa persoalan ini sekarang ditangani antar wilayah, Wewewa Barat dan Wewewa Selatan. Warga Wee Kura merasa dirugikan dan dikorbankan, tapi sesuai arahan kedua camat dan kedua kapolsek, kami terima dan menunggu bagaimana pendekatan antara Desa Weri Lolo dan Desa Webanghe. Kami tunggu hasilnya,” tegas Kades.
Namun, harapan warga agar konflik ini segera selesai hingga kini belum mendapat kepastian. Pemerintah belum memberikan langkah nyata agar masyarakat Wee Kura bisa kembali menggarap lahannya.
“Masalah sekarang sudah ditangan Bupati. Kami sudah ketemu langsung mama bupati. Mama bupati bilang tunggu berita, nanti saya telfon kepala desa” Ujar Kepala Desa Wee Kura itu.
Hingga berita ini diterbitkan masyarakat Desa Wee Kura berharap pemerintah desa hingga daerah Kab. Sumba Barat Daya (SBD) segera ambil sikap untuk menyelesaikan persoalan penyerobotan lahan.***
Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI. |