Kinerja PMI Manggarai Timur Dipertanyakan: Stok Darah Kosong Hingga Dugaan Pemalsuan Laporan!!

Detiksumba.com– Keluarga pasien yang dirawat di RSUD Borong, Manggarai Timur, kini tengah menghadapi kenyataan pahit terkait kinerja Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Manggarai Timur. Stok darah yang kosong dan dugaan manipulasi data mencuat sebagai masalah serius yang kini tengah dipertanyakan. Insiden ini memunculkan kecurigaan adanya kelalaian dalam pengelolaan pasokan darah yang esensial untuk penyelamatan nyawa pasien.
Seorang anggota keluarga pasien yang meminta agar identitasnya tidak dipublikasikan, mengungkapkan kekecewaannya setelah pihak rumah sakit memberi tahu bahwa stok darah di PMI Manggarai Timur kosong. Pasiennya, yang berasal dari Elar, membutuhkan transfusi darah segera, namun harus mencari pendonor darah secara mandiri setelah lebih dari satu hari menunggu.
“Kami harus mencari pendonor darah sendiri, padahal itu adalah tanggung jawab PMI. Kami sudah menunggu lebih dari satu hari, tetapi darah yang dibutuhkan tidak juga datang. Bahkan pihak rumah sakit menyarankan kami untuk langsung menghubungi PMI, namun tidak ada tindak lanjut yang memadai,” ujarnya dengan nada kecewa dan frustasi.
Namun, keluhan ini tidak berhenti di situ. Beberapa keluarga pasien yang mengalami kejadian serupa menuding adanya dugaan manipulasi data oleh PMI Manggarai Timur. Mereka merasa bahwa pendonor yang mereka daftarkan melalui PMI tidak digunakan sesuai kebutuhan medis pasien, melainkan hanya dimasukkan dalam sistem untuk memenuhi kuota laporan yang seharusnya dicatat oleh PMI.
“Saya berhasil mencari pendonor darah, namun ketika darah tersebut disalurkan ke rumah sakit, kami diberitahu bahwa darah itu justru dimasukkan dalam sistem PMI untuk memenuhi laporan. Ini sangat mengganggu dan membingungkan. Kami khawatir jika ada permainan data di balik semua ini,” ujar salah satu keluarga pasien dengan nada cemas.
Situasi ini menambah kecurigaan tentang bagaimana PMI Manggarai Timur mengelola persediaan darah, yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam pelayanan kesehatan. Banyak pihak mempertanyakan apakah pengelolaan stok darah selama ini sudah sesuai prosedur yang berlaku dan apakah laporan-laporan administrasi yang diajukan PMI benar-benar mencerminkan keadaan nyata di lapangan.
Yang semakin memperburuk situasi, PMI Manggarai Timur dipimpin oleh Theresia Wisang, yang merupakan istri dari Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas. Tentu saja, hal ini memunculkan spekulasi dan kecurigaan bahwa ada faktor-faktor politik dan nepotisme yang turut mempengaruhi kinerja PMI. Menariknya, setiap tahun PMI mendapatkan hibah yang cukup fantastis dari APBD, namun pelayanan yang diberikan justru mengecewakan masyarakat.
Isu ini pun semakin menarik perhatian publik, terutama mengingat banyaknya anggaran yang disalurkan untuk PMI setiap tahunnya. Para aktivis dan masyarakat setempat mulai mendesak agar pemerintah daerah dan pihak berwenang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja PMI Manggarai Timur, khususnya dalam pengelolaan stok darah dan transparansi dalam prosedur administrasi.
Pihak RSUD Borong juga dilaporkan telah mengajukan keluhan ini ke pihak berwenang, berharap agar masalah ini segera mendapat perhatian serius. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari PMI Manggarai Timur ataupun RSUD Borong terkait masalah ini.***
Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI. |