DetikSumba.com – Polemik panas mewarnai ajang Kejurda Atletik NTT 2025. Sejumlah peserta asal Manggarai Timur diduga kuat mengalami intimidasi dan ancaman langsung dari oknum pengurus Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Manggarai Timur. Ancaman itu bahkan menyebutkan bahwa prestasi yang sudah diraih bisa ditangguhkan atau dibatalkan oleh Pemda (PASI) Manggarai Timur.
Salah satu orang tua peserta dengan tegas mengungkapkan kekecewaannya.
“Anak saya ditekan moi dari pihak sekolah dan Pemda (PASI). Ada bukti cat di saya, antara saya dan anak saya. Kalau prestasi anak saya ditangguhkan, di sini kena batunya mereka. Persoalan ini harus kita angkat sampai tuntas, jangan hanya berhenti di sini. Masa anak-anak ko diancam seperti ini,” ungkapnya dengan nada marah (19/8/2025).
SMAN 6 Kota Komba: “Itu Bukan Ranah Kami”
Menanggapi persoalan serius ini, pihak SMAN 6 Kota Komba memilih untuk cuci tangan. Wakil Kepala Sekolah, Robertus Alang, S.Pd, menegaskan bahwa sekolah tidak mau ikut campur.
“Sekolah hanya memberi izin peserta didiknya ke pihak PASI, karena memang PASI yang meminta izin. Kalau ada polemik di Kupang, itu bukan rananya kami. Itu rananya PASI, bukan sekolah,” ujarnya (29/8/2025).
Senada dengan itu, salah satu tenaga pendidik di SMAN 6 juga mempertegas sikap serupa.
“Sesuai surat yang kami terima, sekolah hanya memberi izin untuk siswa ikut serta. Soal kewenangan mendampingi ke Kupang itu sepenuhnya ranah PASI. Jadi kalau ada masalah di sana, kami tidak tahu dan tidak mau tahu. Itu tanggung jawab PASI, bukan sekolah,” tegasnya (29/8/2025).
Ucapan Manis di Tengah Kontroversi
Meski lepas tangan soal ancaman terhadap siswa, Robertus Alang tetap menyampaikan ucapan terima kasih kepada insan pers.
“Kami menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada teman-teman pers yang peduli pada pendidikan di Manggarai Timur, khususnya SMAN 6 Kota Komba. Kami terbuka terhadap kritik dan saran demi membangun sekolah lebih baik,” tambahnya (29/8/2025).
PASI Bungkam
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PASI Manggarai Timur masih bungkam. Wartawan DetikSumba sudah berulang kali berusaha melakukan konfirmasi, namun tidak mendapat respons.
Sorotan Publik
Kasus ini sontak memantik reaksi keras dari orang tua siswa dan publik Manggarai Timur. Ancaman terhadap peserta lomba dianggap sebagai bentuk pembunuhan moral generasi muda. Publik kini menuntut agar persoalan ini tidak ditutup-tutupi, dan meminta Pemda serta PASI Manggarai Timur bertanggung jawab penuh.**
| Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI. |












