DETIK SUMBA – Warga Kampung Padang, Kelurahan Tanah Rata, resmi angkat suara dan mendesak aparat penegak hukum (APH) turun tangan mengusut proyek drainase yang mereka nilai penuh kejanggalan. Mereka menuding ada permainan gelap di balik proyek yang tiba-tiba dipindah lokasi, tanpa informasi, tanpa koordinasi, dan tanpa papan proyek.
Seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan menegaskan, mereka sudah kehilangan kesabaran.
“Kami meminta APH untuk periksa semua elemen yang terlibat dalam pembangunan proyek drainase ini. Bagaimana mungkin proyek yang katanya dari PUPR Manggarai Timur tidak ada transparansi?” ujarnya (05/10/2025).
Ia menambahkan, asas keterbukaan publik bukan sekadar etika, tetapi kewajiban hukum.
“UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara jelas mewajibkan transparansi anggaran. Ada juga PP No. 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Kenapa proyek ini malah gelap-gelapan?” tegasnya.
“Kami Tidak Tolak Pembangunan, Tapi Jangan Perlakukan Kami Seperti Orang Tak Ada”
Warga Padang menyebut keresahan ini bukan karena menolak pembangunan, tapi karena pemerintah bertindak semena-mena.
Fidelis Sarong, tokoh warga, bicara lugas:
“Kami tidak tolak pembangunan. Kami cuma minta jangan bikin satu saluran yang bikin rumah kami kebanjiran. Kalau bisa dua tempat pembuangan. Itu saja. Tapi sekarang proyek malah dipindah seenaknya,” (28/09/2025).
Lebih parah, sumber dana proyek pun tidak pernah dijelaskan kepada masyarakat.
“Kami jujur bilang, kami tidak tahu sumber dananya. Tidak pernah dijelaskan,” tambah Fidelis.
RT dan Warga Ditipu Situasi: Material Sudah Turun, Lalu Dipindahkan
Ketua RT setempat ikut dibuat bingung.
“Saya tahu proyek ini dari PUPR Manggarai Timur, tapi besar anggaran tidak jelas. Material sudah turun di titik pertama, tahu-tahu dipindah ke lokasi lain. Tidak ada penjelasan,” ungkapnya.
Masyarakat merasa pemerintah memperlakukan mereka seperti penonton di tanah sendiri.
Kontraktor Menghilang, Jawaban Gantung
Konfirmasi kepada kontraktor pelaksana, Aris Olang, justru makin menimbulkan kecurigaan. Saat ditanya via WhatsApp, ia hanya menjawab singkat:
“Sebentar saya telpon lagi ee, soalnya sekarang lagi sibuk,” (29/09/2025).
Hingga hari ini, tak ada klarifikasi lanjutan.
Fakta Lapangan: Got Sudah Digali, Batu Menumpuk, Papan Proyek Nol Besar
Pantauan wartawan Detiksumba.com di lokasi:
Galian drainase sudah dilakukan,Tumpukan batu terlihat jelas, pasir belum turun dan sangat miris Tidak ada papan proyek satu pun.
Seorang warga dengan nada keras mempertanyakan:
“Ini proyek pakai uang rakyat atau uang siluman? Biasanya wajib ada papan proyek. Kalau tidak ada, patut dicurigai!” (05/10/2025).
PUPR Bungkam, Dugaan Permainan Menguat
Hingga berita ini diturunkan, Dinas PUPR Manggarai Timur memilih diam. Tidak ada klarifikasi, tidak ada keterangan resmi, seolah masalah ini bukan urusan mereka.
Padahal pertanyaan warga makin tajam:
Kenapa lokasi proyek dipindah tanpa pemberitahuan? Siapa yang beri perintah pemindahan? Dari mana anggarannya berasal? Mengapa papan informasi tidak ada? Kenapa warga tak dianggap sebagai pihak yang harus diberitahu?
Desakan Tegas: Periksa Semua yang Terlibat!
Warga menilai diamnya pemerintah adalah alarm bahaya.
“Ini bukan proyek pribadi. Kalau pakai uang negara, maka wajib transparan. Kalau ada permainan, biar hukum yang bicara,” tegas warga Padang.
Saat banjir mengintai dan birokrasi bungkam, masyarakat hanya punya satu jalan: mendesak penegak hukum membongkar dugaan permainan di balik proyek misterius ini.***
Ikuti Berita Terbaru Kami di Detik Sumba dengan KLIK DI SINI. |