Advertisement

Opini  

Momentum Natal, Saatnya Bersatu dan Menyudahi Dinamika Politik yang Berlalu

Momentum Natal, Saatnya Bersatu dan Menyudahi Dinamika Politik yang Berlalu. (Detik Sumba/Alfianus Tamo Ama)

Advertisement

Membangun Dialog yang Sehat: Jadikan Natal sebagai momentum untuk menciptakan ruang diskusi yang sehat di antara pihak-pihak yang berseberangan. Dialog adalah kunci untuk memahami perspektif yang berbeda dan mencari solusi bersama.

1. Menumbuhkan Kepedulian Sosial: Perbedaan pandangan politik tidak boleh menghalangi kita untuk bersama-sama menghadapi tantangan sosial, seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan.
2. Mengedepankan Nilai Kemanusiaan: Natal mengajarkan kasih tanpa syarat. Nilai ini dapat diadopsi dalam kehidupan berbangsa dengan mengutamakan kemanusiaan di atas kepentingan politik.
3. Memanfaatkan Media untuk Perdamaian: Media sosial sering menjadi arena pertentangan politik. Momentum Natal dapat digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian dan toleransi di platform tersebut.

Natal adalah saat refleksi dan rekonsiliasi. Ini adalah momen yang tepat untuk menyudahi dinamika politik yang menguras energi dan memecah belah persatuan kekeluargaan dan tradisi sosial.

Dengan semangat Natal, mari kita bersama-sama membangun kembali kepercayaan, solidaritas, dan kedamaian di tengah masyarakat. Kasih, pengampunan, dan kerendahan hati yang diajarkan oleh Natal harus menjadi pedoman untuk melangkah ke depan, menciptakan Indonesia yang lebih harmonis dan sejahtera.***

Baca Juga:  PMKRI Cabang Malang: September Hitam Menolak Lupa, Merawat Ingatan

Advertisement

Penulis: Alfianus Tamo AmaEditor: Hans Wea