Calon Ketua BEM FST Siap Wujudkan Mahasiswa yang Inovatif

Detik Sumba – Calon Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Katolik (Unika) Weetebula, Dominggus Tamo Ama bersama wakilnya, Mardiyanto Bobi Lede, berkomitmen untuk membawa perubahan positif bagi kampus dan masyarakat jika terpilih dalam pemilihan BEM mendatang.

Calon ketua BEM yang akrab disapa Ming, mahasiswa Program Studi Ilmu Pertanian, menegaskan bahwa kepemimpinannya nanti akan berfokus pada pengembangan kualitas mahasiswa melalui inovasi dan kolaborasi, baik di lingkungan kampus maupun di tengah masyarakat.

Menurutnya, pengabdian kepada masyarakat menjadi salah satu prioritas dalam menciptakan kesejahteraan bersama.

Dalam mencalonkan diri sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM FST, mereka mengusung visi untuk mewujudkan BEM yang unggul, inovatif, dan kolaboratif.

Visi tersebut bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan serta memberdayakan mahasiswa agar menjadi individu yang berkualitas, mandiri, dan kompetitif dengan mengedepankan nilai-nilai humanis.

Visi:

Terwujudnya BEM yang unggul, inovatif, dan kolaboratif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta memberdayakan mahasiswa agar menjadi individu yang berkualitas, mandiri, dan kompetitif, berlandaskan nilai-nilai humanis.

Misi:

1. Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan berkualitas untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa.

2. Mendorong dan memfasilitasi penelitian yang bermutu dan relevan di kalangan mahasiswa.

3. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk mendukung kesejahteraan bersama.

4. Membangun sistem kemahasiswaan yang mendukung pengembangan penalaran, bakat, minat, dan kesejahteraan mahasiswa.

5. Meningkatkan sinergi dan kolaborasi antara mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, serta pihak fakultas demi menciptakan lingkungan akademik yang kondusif.

Ming berharap, dengan visi dan misi tersebut, BEM FST Unika Weetebula dapat menjadi wadah yang lebih produktif bagi mahasiswa dalam mengembangkan diri dan berkontribusi nyata bagi masyarakat.

“Mahasiswa tidak hanya berpatokan dengan dunia akamik tetapi harus mampu mengembangkan karakter sehinggah mampu berpikikir kritis dan memperkuatkan mental dan fisiknya,” ungkap Ming.***